Personal
Ketika Agama Bersinggungan dengan Budaya
Wuiiihhhh judulnya itu lho dalem banget, sebenernya nanti
isinya pasti simpel dan tidak jelas. Akhir-akhir ini kepala saya sering
flashback yang sedih-sedih banget, emang biasanya kalau sering memikirkan
masalalu itu saya sedang susah, makanya memikirkan masalalu sekalipun indah itu
adalah suatu bencana yang membuat pikiran saya pun tidak berkembang, ya belajar
dikit sih tapi kegamangan rasanya itu yang lama sekali.
Yup awalnya saja sudah melenceng kan? Saya sebenarnya ragu-ragu menuliskan ini, bicarain yang nyrempet sama SARA itu bikin keringat dingin. Saya takut diarak dan dipenjara yang penjaganya para dementor *eh. Agama itu pedoman hidup, budaya adalah keyakinan yang diajarkan secara turun temurun. Itu pemikiran saya, sorry saya tidak mau ngajakin debat ya, saya lulusan SMA yang tidak terlalu pintar buat berdebat apalagi masalah agama.
Saya ingat sekali seorang guru pernah berkata, "Sakjane
budaya santet menyantet itu dihilangkan" kata-kata ini dilontarkan
seseorang yang baru memutuskan untuk menutupi auratnya. Santet itu adalah
secuil dari bentuk budaya lho! Kalau kalian punya agama, lalu kenapa kalian
takut disantet? NAH!
"Islam datang bukan untuk mengubah budaya leluhur kita
jadi budaya Arab. Bukan untuk 'aku' jadi 'ana', 'sampeyan' jadi 'antum',
'sedulur' jadi 'akhi',... Kita pertahankan milik kita, kita harus serap
ajarannya, tapi bukan budaya Arabnya." - Gus Dur
yang saya amati, entahlah ya.... budaya yang kita pegang itu
malah seperti terjajah, Sekarang bedanya "leluhur" dengan tokoh yang
ada dalam agamamu itu apa? seorang tokoh panutan dalam agamamu kan juga
leluhurmu bukan? Adanya agama juga mempunyai perjalanan yang sebenarnya tidak terlepas
dari yang lain, misalnya dari batu sebagai media untuk berdoa kepada sang
pencipta, dan akhirnya batu, patung, etc pun ditiadakan menjadi doa meminta
secara langsung. Semua cara itu bisa menghantarkan doa. Yang saya sesalkan,
kebanyakan orang itu hanya berdoa ketika dia sedang beribadah, saat duduk
maupun sedang santai malah tidak terpikirkan sekalipun untuk berdoa. terus apa
ya harus beribadah dulu baru berdoa? Semua orang punya caranya dan keyakinan
tersendiri dalam berhadapan sang pembuat hidup. Lalu kenapa kalian menyalahkan
yang terdahulu dan seolah-olah kalian itu selalu benar sendiri? Agamamu
mengajarkan kedamaian, berperilaku baik dan bertutur kata dengan santun, jadi
jangan berperilaku membenarkan agamamu tetapi tidak menghargai keyakinan yang
lain. :)
Berdoalah dengan bahasa dimana kamu berpijak, kamu tentu
lebih yakin dengan bahasa yang kamu pahami daripada bahasa asing yang diri kamu
sendiri pun masih bergumam "katanya". Hormati keyakinan orang lain
seperti kamu menghormati perjalanan waktu. Kecuali kalau kamu memang termasuk
diantar orang-orang yang tidak pernah bersyukur. :)
0 komentar
Posting Komentar
Holla, terimakasih atas kunjungannya. Tinggalkan jejak kamu di komentar ya. :)